
Saya pernah duduk di halaman belakang sebuah rumah batu tua di kawasan Dão, utara Portugal. Angin sore membelai lembut kebun anggur yang luasnya sejauh mata memandang. Di hadapan saya, segelas red wine berwarna rubi gelap. Rasanya? Lembut di lidah, meninggalkan jejak rasa tanah, kayu, dan buah yang nyaris matang. Dan saat itu saya sadar—wine Portugal bukan cuma minuman. Ini pengalaman.
Kalau Anda sudah akrab dengan anggur Prancis, Italia, atau California, mungkin wine dari Portugal terdengar asing. Tapi justru di situlah menariknya. Negara ini diam-diam memproduksi beberapa wine terbaik di dunia, dengan karakter kuat, harga yang masuk akal, dan cerita panjang di balik setiap botolnya.
Bukan Sekadar Nama Besar, Tapi Karakter Asli

Orang-orang mungkin lebih sering menyebut Bordeaux atau Tuscany. Tapi Portugal punya sesuatu yang lain: anggur lokal dengan identitas kuat. Nama-nama seperti Touriga Nacional, Baga, atau Alvarinho mungkin belum populer di rak supermarket Asia, tapi di Portugal, inilah bintang utamanya.
Kelebihannya? Anggur-anggur ini tidak “dijinakkan” untuk selera pasar global. Mereka tumbuh, dipetik, dan difermentasi sesuai tanah, iklim, dan tangan para petani lokal. Hasilnya: rasa yang tidak generik. Kadang tajam, kadang lembut, tapi selalu jujur.
Douro: Tempat Wine Bicara Lewat Tebing dan Sungai
Kalau ada satu tempat yang harus Anda kunjungi untuk mengenal wine Portugal, itu adalah Douro Valley. Letaknya di utara, dengan lereng-lereng curam yang dipenuhi kebun anggur berundak. Sungai Douro mengalir tenang di tengahnya, memantulkan cahaya sore seperti kaca cair.
Di sinilah Port wine lahir. Anggur yang diperkuat (fortified wine), manis, dan kaya rasa. Biasanya disajikan setelah makan, tapi juga cocok dengan keju atau cokelat hitam. Saya sendiri lebih suka tawny port, yang sudah disimpan puluhan tahun dalam tong kayu, aromanya mengingatkan pada karamel dan buah kering.
Namun Douro bukan cuma soal port. Banyak produsen kecil sekarang membuat anggur merah non-fortifikasi (table wine) dari varietas lokal. Dan percayalah, kualitasnya setara bahkan lebih mengejutkan daripada label-label besar luar negeri.
Dão: Tempat Diam-Diam Penuh Permata
Kebanyakan orang melewatkan Dão. Mungkin karena letaknya agak masuk ke pedalaman. Tapi justru itu yang menjadikannya istimewa. Daerah ini dikelilingi gunung, dengan cuaca sejuk dan tanah berbatu yang kaya mineral.
Hasilnya? Anggur merah yang elegan, seimbang, tidak terlalu berat tapi tetap kompleks. Saya pernah mencoba sebotol vinho tinto dari Quinta dos Roques—tidak terkenal, tapi rasanya sulit dilupakan. Ada nuansa buah merah, lada hitam, dan ujung rasa yang seperti kulit pohon. Sangat cocok untuk disandingkan dengan daging panggang atau semangkuk caldo verde panas.
Alentejo: Anggur dengan Jiwa Pedesaan
Kalau Dão adalah puisi, Alentejo adalah lagu rakyat. Wilayah ini luas, gersang, dan panas saat musim panas tiba. Tapi justru iklim seperti itu menghasilkan anggur dengan rasa matang penuh, lebih bold, dan cocok untuk penggemar red wine bergaya Amerika.
Di sini, banyak anggur dibuat oleh keluarga petani yang sudah turun-temurun menjaga kebun mereka. Saya pernah menginap di sebuah rumah batu tua di Évora dan diajak ke gudang fermentasi kecil di belakang dapur. Mereka menyajikan vinho tinto buatan sendiri, disimpan dalam botol tanpa label. Rasa? Sederhana, hangat, dengan aftertaste yang membuat saya minta satu gelas lagi.
Vinho Verde: Untuk Hari yang Panas dan Percakapan Ringan
Di Portugal bagian utara, dekat perbatasan Spanyol, ada anggur putih muda bernama vinho verde—secara harfiah berarti “anggur hijau.” Tapi ini bukan soal warnanya. Maksudnya adalah anggur yang masih muda, segar, dan biasanya dikonsumsi segera setelah diproduksi.
Saya meminumnya saat duduk di kafe terbuka Porto, ditemani sepiring salad gurita dingin. Anggur ini memiliki sentuhan asam yang menyegarkan, sedikit berbuih, dan kadar alkoholnya tidak tinggi. Ideal untuk sore musim panas. Atau makan siang ringan. Atau kapan pun Anda ingin sesuatu yang cerah dan mudah dinikmati.
Minum dengan Cara Orang Portugal
Satu hal yang saya pelajari dari Portugal: wine bukan untuk mabuk. Wine adalah teman makan, teman cerita, teman sunyi. Di banyak rumah, wine disajikan seperti air—selalu ada di meja makan, tapi tidak diminum berlebihan.
Biasanya mereka minum:
- Satu gelas saat makan siang, jika ada waktu
- Satu-dua gelas saat makan malam bersama keluarga
- Kadang hanya untuk mencicipi, bukan menghabiskan
Dan mereka tidak banyak berbicara soal “notes” atau “body.” Mereka cukup berkata, “ini enak,” atau “ini cocok dengan daging kambing.” Sederhana. Tanpa pretensi.
Harga Bukan Segalanya
Wine Portugal juga istimewa karena masih sangat terjangkau. Banyak anggur berkualitas tinggi bisa didapat di bawah €10, bahkan €5 di toko lokal. Saya menemukan beberapa favorit saya bukan dari toko mewah, tapi dari toko kelontong desa.
Ini artinya, untuk Anda yang baru belajar mengenal wine, Portugal adalah tempat yang ramah dompet tapi kaya rasa.
Penutup: Wine Portugal, Saat Anggur Bicara Lewat Keheningan
Wine dari Portugal tidak berusaha keras untuk dipuji. Ia tidak muncul di iklan besar atau papan billboard. Tapi bagi mereka yang pernah menyesapnya langsung dari botol yang belum berlabel, di meja kayu yang dipenuhi taplak bunga tua—wine Portugal terasa seperti teman lama yang akhirnya kita temui lagi.
Dan mungkin, di zaman di mana segalanya cepat dan penuh sensasi, wine seperti ini justru lebih berarti.
Wine Sehat dari Portugal: Tradisi, Rasa, dan Manfaat yang Tidak Terlupakan