
Ketika mendengar kata “wine”, pikiran kita langsung tertuju pada anggur merah dari Prancis, putih dari Italia, atau sparkling wine dari California. Tapi tahukah kamu bahwa ada banyak jenis wine yang tidak dibuat dari anggur? Dan lebih mengejutkannya lagi, beberapa di antaranya punya kualitas rasa dan kompleksitas yang layak disandingkan dengan wine-wine top seperti Bordeaux.
Dalam artikel ini, kita akan mengulas wine alternatif — mulai dari bahan dasar, cita rasa, hingga potensinya menyaingi anggur klasik. Apakah benar bisa? Yuk kita bahas.
Apa Itu Wine Non-Anggur?

Secara definisi, “wine” adalah minuman alkohol yang dibuat dari fermentasi buah-buahan. Tapi dalam praktiknya, kebanyakan negara hanya mengakui wine yang berasal dari anggur sebagai wine yang sah secara hukum dan standar perdagangan internasional.
Namun di luar anggur, ada banyak bahan lain yang bisa difermentasi menjadi wine:
- Madu → menjadi mead
- Plum (Ume) → menjadi umeshu
- Cherry, blueberry, apel, nanas → menjadi fruit wine
- Bunga dandelion, elderflower → menjadi herbal wine
- Beras → menjadi rice wine (meski ini lebih dekat ke proses bir)
1. Mead – Wine dari Madu yang Terlupakan Tapi Tangguh
Mead adalah salah satu bentuk fermentasi alkohol tertua di dunia. Dibuat dari madu, air, dan kadang rempah atau buah, mead memiliki potensi kompleksitas yang sangat tinggi.
Beberapa jenis mead dry (tidak manis) dengan aging 5–10 tahun bisa punya struktur rasa, aroma, dan body yang menyaingi white wine seperti Sancerre atau bahkan Chablis dari Prancis.
“Mead bukan sekadar minuman Viking. Dengan fermentasi yang tepat, ia bisa bersaing di meja fine dining.”
2. Plum Wine (Umeshu) – Kaya Rasa dan Digemari di Asia
Dibuat dari ume (sejenis plum Jepang), umeshu adalah minuman manis dengan karakter asam dan aroma khas buah batu. Umeshu premium dari Jepang seperti yang dibuat dengan teknik barrel aging, bisa punya kedalaman rasa yang mendekati wine dessert Eropa.
Beberapa chef Jepang bahkan menyandingkan umeshu dengan foie gras, chocolate cake, atau sashimi fatty tuna.
3. Blueberry & Cherry Wine – Rasa Buah Gelap Mirip Merlot
Buah-buah dari wilayah beriklim dingin seperti blueberry dan cherry, punya kandungan tanin dan asam yang cukup tinggi. Jika difermentasi secara hati-hati, hasilnya bisa menyerupai wine merah seperti merlot, cabernet franc, atau syrah.
Blueberry ice wine dari Kanada bahkan diakui oleh komunitas sommelier karena profil rasanya yang intense namun halus. Tidak sekadar manis, tapi kompleks dan berlapis.
4. Apple Wine & Cider – Kering, Ringan, dan Bersahabat
Meski cider lebih ringan alkoholnya dibanding wine, apple wine dengan fermentasi kering (dry cider) bisa punya rasa segar dan renyah seperti sauvignon blanc. Cocok untuk pairing dengan salad, seafood, atau keju muda.
Apple wine dari Jerman (apfelwein) dan Prancis (cidre brut) bahkan sudah lama jadi bagian dari kuliner tradisional mereka.
Bisa Menyaingi Bordeaux?
Secara teknis, Bordeaux tetap di level tersendiri karena:
- Umur simpan panjang (bisa 10–30 tahun)
- Terbuat dari anggur berkualitas dari terroir terbaik
- Struktur tanin, asam, dan alkohol yang seimbang
- Daya aging yang meningkatkan kualitas seiring waktu
Namun, wine non-anggur bisa bersaing di kategori tertentu:
- Mead: bisa menyaingi white wine atau dessert wine
- Blueberry wine: mirip red wine dengan body medium
- Plum wine: bersaing di wine manis
Kelebihan Wine Non-Anggur
- Bahan lokal dan lebih mudah diakses di beberapa negara
- Lebih ramah terhadap alergi anggur
- Punya variasi rasa yang unik dan eksotis
- Banyak diproduksi secara organik atau homemade
Kekurangannya?
- Belum punya standar kualitas global
- Sulit ditemukan di pasar mainstream
- Resale value dan prestige belum sekuat wine anggur
Kesimpulan: Bukan Masalah Bahan, Tapi Kualitas Proses
Apakah wine non-anggur bisa menyamai Bordeaux? Mungkin tidak dalam hal prestise dan sejarah. Tapi dalam hal kenikmatan rasa, aroma kompleks, dan pairing makanan, jawabannya: YA, bisa.
Wine sejati bukan hanya tentang anggur. Tapi tentang bagaimana fermentasi menghasilkan sesuatu yang layak dinikmati, dihargai, dan dibicarakan.
Jika kamu ingin menjelajah dunia wine lebih luas, cobalah mead aged, blueberry wine, atau umeshu artisanal. Siapa tahu kamu menemukan favorit baru yang lebih cocok dengan lidahmu — bahkan lebih dari Bordeaux.
Columbia Crest Wine: Kualitas Anggur Amerika yang Mendunia