
Pernah mencicipi wine yang tidak terbuat dari anggur? Saya pun awalnya mengernyit waktu mendengar soal Rose Petal Wine. Biasanya wine ya dari anggur, itu sudah tertanam sejak lama di benak kita. Tapi ternyata, di dunia ini selalu ada kejutan kecil, dan wine dari kelopak mawar adalah salah satunya.
📜 Bukan Sekadar Eksperimen
Saya pertama kali mendengar soal wine ini dari seorang kenalan yang tinggal di pinggiran Inggris. Dia bilang, “Di desa kami, orang tua dulu biasa membuat wine dari segala macam bunga, termasuk mawar.” Ternyata, tradisi membuat wine dari bunga memang bukan hal baru.
Zaman dulu, terutama di Eropa Utara, bunga seperti elderflower, dandelion, lavender, bahkan rose sudah sering difermentasi. Bukan karena mereka ingin tampil beda—tapi karena di musim-musim tertentu, anggur sulit didapat, dan bunga adalah sumber aroma alami yang melimpah.
🌸 Apa Rasa dan Bentuknya?

Jangan bayangkan wine yang kental dan berat. Rose Petal Wine itu ringan, hampir seperti anggur putih yang diberi sentuhan bunga. Warnanya bisa bervariasi, dari merah muda pucat sampai agak keemasan, tergantung jenis bunga mawar yang dipakai dan seberapa lama fermentasinya.
Yang menarik: begitu kamu buka botolnya, aroma khas mawar langsung menyapa. Tapi bukan aroma sabun atau parfum—ini harum alami yang lembut dan segar. Rasanya? Lembut, kadang ada rasa manis di awal, lalu sedikit asam, dan di ujung lidah tersisa jejak bunga.
🧪 Dibuat dari Apa?
Proses pembuatannya, walau sederhana, tetap membutuhkan perhatian. Biasanya yang dipakai:
- Kelopak bunga mawar segar, organik (karena bunga toko sering dipenuhi pestisida)
- Air hangat
- Gula
- Sedikit jus lemon untuk menyeimbangkan keasaman
- Dan tentu saja ragi, karena tanpa itu tak ada fermentasi
Ada yang mencampurkannya dengan buah, seperti apel atau raspberry, untuk menciptakan rasa yang lebih berlapis. Tapi saya pribadi lebih suka versi murninya—bunga, gula, dan waktu.
🌿 Kenapa Layak Dicoba?
Saya rasa alasan kenapa wine ini mulai menarik perhatian kembali adalah karena orang mulai bosan dengan rasa yang itu-itu saja. Banyak dari kita sekarang lebih tertarik mencoba hal baru yang tetap alami.
Dan jujur, wine ini punya banyak hal yang layak dipuji:
- Aromanya bisa bantu merilekskan pikiran, mirip efek aromaterapi
- Karena mawar mengandung antioksidan, wine ini secara alami punya senyawa pelindung tubuh
- Kadar alkoholnya lebih rendah dibanding red wine kebanyakan—jadi lebih ringan dikonsumsi
Belum lagi tampilannya yang estetik. Coba tuangkan ke gelas kaca tipis, dan kamu bakal melihat keindahan yang sederhana tapi elegan.
👩🍳 Kalau Mau Bikin Sendiri?
Bisa banget. Banyak orang mencoba membuatnya sendiri di rumah. Dan percaya atau tidak, prosesnya terasa… menyenangkan. Ada sesuatu yang personal dari mencuci bunga sendiri, mencium aroma air rendamannya, dan menunggu sabar hingga minggu-minggu fermentasi selesai.
Kalau kamu penasaran, cukup cari kelopak mawar organik (bisa tanam sendiri atau beli di toko bahan alami), lalu siapkan air, gula, dan ragi. Campur, tutup rapat, tunggu 2–3 minggu. Saring, simpan lagi beberapa bulan. Voila. Rasa sabar kamu bakal terbayar saat mencicipinya.
📌 Penutup: Anggur dari Bunga, Bukan Sekadar Tren
Rose Petal Wine mungkin belum jadi tren global seperti kombucha atau mocktail, tapi dia punya pesonanya sendiri. Mungkin karena aromanya yang lembut, atau karena rasa penasarannya, atau karena kenyataan bahwa kita sedang minum hasil fermentasi bunga yang biasanya kita hanya cium.
Bagi saya, ini bukan soal alkohol atau gaya hidup. Ini soal pengalaman. Duduk di sore hari, segelas wine bunga di tangan, dan waktu yang berjalan sedikit lebih pelan. Kadang, itu saja sudah cukup.
Carrot Wine: Menemukan Rasa Baru dalam Dunia Anggur