
Wine dari Sayuran? Iya, Bit Bisa Jadi Bintang!
Beetroot wine adalah alternatif unik dari dunia wine yang dibuat bukan dari buah anggur, melainkan umbi bit merah. Selama ini kita akrab dengan anggur sebagai bahan utama wine. Tapi tahukah kamu, beberapa sayuran juga bisa difermentasi menjadi minuman beralkohol? Salah satu yang paling menarik perhatian belakangan ini adalah beetroot wine—wine yang terbuat dari bit merah.
Bit atau beetroot bukan hanya kaya nutrisi, tapi juga punya warna merah-ungu alami yang menawan. Saat difermentasi, warna ini tetap pekat, membuatnya terlihat seperti red wine mewah. Tapi yang lebih menarik, rasa dan aromanya beda banget. Lebih ringan, lebih segar, dan sedikit “earthy” alias punya aroma khas tanah yang alami.
Mengenal Bit: Superfood dari Dalam Tanah

Sebelum masuk ke soal wine-nya, mari kenal dulu bahan dasarnya. Bit adalah umbi berwarna ungu kemerahan yang dikenal sebagai superfood karena kandungan antioksidan dan nitrat alaminya.
Beberapa manfaat utama bit:
- Menurunkan tekanan darah
- Meningkatkan stamina
- Membantu detoksifikasi hati
- Kaya akan vitamin B9, mangan, potasium, dan zat besi
Ketika dijadikan wine, sebagian manfaat ini tetap bertahan—terutama antioksidannya—meskipun kandungan gulanya diubah menjadi alkohol melalui proses fermentasi.
Bagaimana Beetroot Wine Dibuat?
Tidak seperti anggur, bit tidak punya kandungan gula alami sebanyak buah. Jadi saat membuat wine dari bit, biasanya ditambahkan gula tambahan agar fermentasinya berjalan lancar.
Berikut gambaran proses pembuatannya secara umum:
🧂 Bahan yang Dibutuhkan:
- Bit segar (sekitar 1,5 kg)
- Gula pasir (600–700 gram)
- Air bersih (sekitar 4 liter)
- Jus lemon atau asam sitrat (untuk menyeimbangkan keasaman)
- Ragi wine khusus (wine yeast)
🔬 Proses Fermentasi:
- Bit dipotong dan direbus hingga empuk, lalu airnya disaring dan didinginkan.
- Tambahkan gula ke dalam air rebusan bit dan aduk sampai larut.
- Tuangkan ke dalam wadah fermentasi (bisa demijohn atau galon kaca steril).
- Tambahkan ragi dan sedikit jus lemon.
- Tutup rapat dengan airlock dan simpan di tempat gelap selama 3-4 minggu.
- Setelah fermentasi selesai, wine bisa disaring lalu dipindahkan ke botol kaca untuk pematangan (aging) selama beberapa bulan.
📌 Semakin lama disimpan, rasa beetroot wine biasanya akan semakin lembut dan halus.
Cita Rasa Beetroot Wine: Earthy, Manis, dan Eksotik
Kalau kamu berharap rasanya seperti red wine dari anggur, kamu akan kaget. Karena beetroot wine punya kepribadian sendiri.
- Rasanya ringan tapi tetap kaya. Manis alami dengan sedikit asam.
- Aroma “earthy” yang khas bit memberikan sensasi berbeda—unik tapi menyegarkan.
- Setelah proses aging, ada sentuhan floral dan kadang herbal, tergantung kualitas bahan dan ragi yang digunakan.
Banyak orang bilang, beetroot wine cocok untuk kamu yang:
- Ingin wine sehat tapi nggak suka rasa tanin kuat
- Ingin minuman vegan-friendly
- Suka wine yang ringan dan cocok untuk musim panas
Beetroot Wine dan Manfaat Kesehatan
Walau tetap tergolong alkohol, beetroot wine dianggap lebih sehat dibandingkan wine biasa, khususnya karena kandungan antioksidan dari bit tetap bertahan.
Beberapa manfaat potensial dari beetroot wine:
✅ Antioksidan alami dari pigmen betalain (anti-inflamasi, anti-kanker)
✅ Kaya mineral: zat besi, magnesium, dan kalium
✅ Efek vasodilator: membantu melancarkan sirkulasi darah
✅ Lebih rendah tanin dan sulfit dibanding red wine biasa
✅ Gluten-free dan cocok untuk pola makan vegan
Namun tetap, ini minuman beralkohol. Jadi konsumsinya harus dalam batas wajar. Secara umum, 1–2 gelas kecil saja sudah cukup.
Apakah Beetroot Wine Dijual Komersial?
Beetroot wine masih sangat niche (khusus). Belum banyak perusahaan besar yang memproduksinya secara massal. Tapi kamu bisa menemukan produk ini di:
- Pasar organik atau komunitas lokal (Eropa, India, dan Amerika Serikat)
- Toko online seperti Etsy, Amazon Handmade
- Festival wine lokal yang mendukung produk unik dan eksperimental
- Kelompok homebrewer atau pembuat wine rumahan
Di India, terutama di wilayah Kerala dan Goa, wine dari bit cukup populer sebagai minuman rumahan untuk acara-acara spesial.
Kombinasi Sajian: Disajikan Dingin dan Santai
Karena sifatnya ringan, beetroot wine enak disajikan dingin atau suhu ruang. Cocok dikombinasikan dengan:
🍽 Salad keju segar
🍽 Daging panggang
🍽 Makanan berempah (India/Mediterranean)
🍽 Dessert cokelat atau buah kering
Warna merah gelapnya juga bikin cantik kalau kamu sajikan di meja makan, apalagi saat makan malam atau pesta kecil bersama teman.
Beetroot Wine: Tren Masa Depan?
Dengan semakin banyak orang mencari alternatif minuman sehat dan tertarik pada produk-produk berbasis tumbuhan, beetroot wine mungkin akan menjadi lebih populer ke depannya.
Ditambah lagi, bentuknya unik, tampilannya cantik, dan rasanya beda dari wine biasa. Cocok buat kamu yang suka mencoba sesuatu yang “off the grid” tapi tetap bernilai.
Kesimpulan: Beetroot Wine Itu Lebih dari Sekadar Minuman
Beetroot wine bukan hanya wine biasa—ia adalah pengalaman rasa yang berbeda, hasil kombinasi antara kreativitas manusia dan kekayaan alam. Dengan warna memikat, rasa unik, serta manfaat dari bahan dasarnya, wine dari bit ini layak untuk dicoba.
Meskipun belum umum, bukan berarti tidak istimewa. Beetroot wine membuktikan bahwa sayuran pun bisa jadi elegan, bahkan di dunia wine yang selama ini identik dengan anggur mahal.
10 Wine Buah Terbaik untuk Dicoba Tahun Ini